Nekatmu Inspirasiku! :D

Dimulai dari bunyi dering sms di hapeku tadi malam, petang tepatnya. Tak biasa kamu lambat untuk menjawab sms-ku. Tapi, aku dengar dari teman-teman kelasmu, besok pagi ada jadwal ujian tengah semester di kelasmu. Hm, jadi, aku merasa maklum adanya. Aku positif saja pasti kamu sedang berada di depan meja belajar untuk mengarungi satu demi satu slide yang membosankan dan mengantukkan itu. Haha, ternyata salah dugaanku!

"Aku sedang berada di perjalanan pulang untuk mengembil motor", balasmu.

Toeeeeeng, apaaaa?! shocked lah aku. Tak biasanya kamu nekat, meninggalkan hal yang penting (UJIAN) hanya gara-gara kamu pengen nggapai cita-citamu "punya motor". Haha, lucu! Aku marah, benci, hingga terpikir di benakku "lelaki macam apa kamu, yang nggak bisa bikin prioritas, apa jadinya nanti jika aku bersamamu". Huh! Mana dua ujian yang lalu, kamu sakit, dan kamu harus ujian susulan. Aduh, apa kata dosenmu nantinya. Kamu tinggalkan hal yang penting gara-gara motor? 
Tapi, beruntunglah aku berusaha untuk lebih sabar dan menenangkan diri. Aku dengarkan perlahan-lahan alasanmu untuk kenekatan itu. Kamu bilang ada berbagai alasan yang melatar belakanginya, salah satunya registrasi test toefl akan berakhir pada esok hari dan katanya kantor lembaga penyelenggara toefl itu jauh, kamu juga belum tahu di mana tempatnya, tak punya motor pula, padahal itu adalah syarat untuk bisa gapai impian tinggimu selanjutnya. Aku sedikit tenang, tapi masih saja ada yang tidak 'sreg' dengan perasaanku.
Akhirnya aku mengalah.
"Okelah, kamu sudah siap tanggung resiko, apapun yang akan terjadi, aku terus dukung kamu, hati-hati  di jalan, kabar-kabari, maaf, aku bobo duluuu!"
Tenang.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Paginya, tahukah kamu? Lagi-lagi aku digalaukan dengan keputusan nekatmu. Tak sengaja aku bertemu Si Omah dan Izza, teman sekelasmu di sudut ruangan kampus. Dia ceritakan komentar dosenmu tentang kamu waktu di kelas tadi. Kata beliau, kamu nggak bisa ikut ujian kali ini, artinya kamu bakal mendapat nilai 0 dalam mata kuliah ini. Sedihlah aku, belum lagi mereka terkesan menyalahkan aku karena sebagai orang yang terdekat denganmu, aku tak bisa mencegah kenekatanmu dengan menyuruhmu pulang kembali dan mengikuti ujian esok hari. Seketika itu, aku merasa menjadi orang yang tak bisa berharga di matamu.
Sedih!
Langsung aku ambil handphone dari saku, mengirimkan sms kabar buruk ini ke kamu. Lamaa, kamu membalas sms, aku tahu kamu pasti sedang kebingungan mencari jalan keluarnya. Beberapa jam kemudian, akhirnya kamu balas sms-ku.
"Alhamdulillah, aku masih bisa ikut ujian dengan syarat membuat surat bertandatangan orangtua!"

Lega Rasanya.
Segera aku balas sms-mu.
"Alhamdulillah, rencana-Nya memang indah! Semangat kamuuu, buruan test toeflnyaa!"


Sore, kamu kembali memberi kabar. Registrasi test toeflmu diterima. Senanglah akuuu! Akhirnya aku bisa berkontribusi di damainya hatimu.
Perjuangan ini belum selesai, Jelek. Teruslah berjuang, gapai mimpimuuu!!
*Aku jugaaa.. hehe.. :D

Setelah kejadian ini, pikiranku langsung berubah 180 derajat. Maafin aku, aku yang sudah menganggapmu plin-plan, tak bisa tentukan prioritas, tergesa-gesa. Hufh, ternyata salah besar. Kamu okeee banget! Sehingga, aku semakin yakin kamu selalu berfikir panjang untuk kebaikan-kebaikan di hidupmu, termasuk menentukan pilihanmu ini.
Kuharap ini berjalan hingga esok, jika waktu untuk kita telah tiba. :)

Satu lagi, nggak boleh melihat orang dari sisi luar dan kejelekannya aja, lihat orang secara keseluruhan! Lagi-lagi maafin akuuu, banteeet!! :*

"Mudah-mudahan 'nekatku' ini menjadi pahala, pengalaman berharga dan dapat menjadi tauladan kebaikan yang terpancar dari aku dan membuat kamu semakin kagum dan menyayangiku!"
Kamu. :)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertahanan Nasional vs Ketahanan Nasional

EAT THAT FROG: Cara Dahsyat Mencapai Hasil Lebih Banyak dengan Bekerja Lebih Sedikit

Pneumonia: Bahaya, Pencegahan dan Pengobatannya